Beberapa Penyakit Yang Sering Menyerang Ternak Sapi dan Cara Pengobatannya

Sapi merupakan mahluk hidup yang emerlukan pakan akan kelangsungan hidup, meningkatkan pertumbuhan dan berkembang biak. 

Sapi juga dapat jatuh sakit karena beberapa faktor, seperti terinfeksi bakteri, tertular sapi lain yang sudah sakit, keracunan makanan dan stres.

Penyakit sapi merupakan kendala bagi peternak, bahkan ancaman yang nyata yang patut untuk diperhatikan sungguh-sungguh. 

Sapi yang terkena penyakit jika tak lekas diobati akan menular kepada sapi lainnya. Jika semua ternak Anda sakit, pastilah biaya pengobatannya akan semakin mahal. 

Selain memberi pakan bergizi, peternak juga wajib memeriksa ternaknya satu persatu.

A. Penyakit Antraks

Penyakit antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus antrachis. Bakteri ini bentuknya panjang, terbungkus kapsul. 

Pada kondisi yang kurang menguntungkan, bakteri ini akan membentuk spora untuk melindungi dirinya, sehingga ia mampu untuk bertahan hidup dalam segala cuaca dan dalam waktu bertahun-tahun. 

Penyakit ini juga bisa hidup dalam suasana anaerob, sehingga apbila mereka terbenam kedalam tanah pun masih tetap bisa bertahan hidup. 

Pada saat tanah tergenang air, dicangkul atau dibajak, mereka terangkat keatas.

Bakteri ini selain berinfeksi pada hewan, juga bisa menular pada manusia. Sebab jenis penyakit ini termasuk zoonosis,yakni jenis penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya. 

Untuk membasmi spora ini diperlukan panas yang bersuhu 900 derajat celcius selama 45 menit dan 1000 derajat celcius selama 10 menit.

Pada umumnya penyebarannya melalui makanan atau kontak langsung sesama hewan yang sakit dengan hewan yang sehat.

Gejala

  • Deman tinggi
  • Badan lemah dan gemetar
  • Gangguan pernafasan
  • Pembengkakan pada kelenjar dada, leher alat kelamin dan badan penuh dengan bisul
  • Kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina.
  • Kotoran cair dan sering bercampur darah.
  • Limpa bengkak dan berwarna kehitaman.

Cara pengobatan adalah sebagai berikut :

  1. Vaksinasi
  2. Pengobatan antibiotika
  3. Mengisolasi sapi yang terinfeksi
  4. Mengubur/membakar sapi yang mati

B. Penyakit Mulut dan Kuku

Penyebab penyakit karena virus PMK menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air liur dan benda lain yang tercemar kuman AE.


Gejalanya yaitu :

  • Rongga mulut, lidah dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening.
  • Demam atau panas, suhu badan menurun drastis.
  • Nafsu makan menurun bahakan tidak mau makan sama sekali.
  • Air liur keluar berlebihan.

Cara pengobatannya yaitu :

  1. Vaksinasi
  2. Sapi yang sakit diisolasi dari sapi sehat lainnya.
  3. Diobati secara terpisah.

C. Penyakit ngorok/mendengkur atau penyakit Septichaema epizootica (SE)

Penyebab penyakit ini yaitu dari bakteri Pasturella multocida. Penularannya melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri.


Gejalanya yaitu :

  • Kulit kepala dan selaput lidah membengkak, berwarna merah dan kebiruan.
  • Leher , anus dan vulva membengkak.
  • Paru-paru meradang, selaput usus dan perut masam dan berwarna merah tua.
  • Sulit bernafas sehingga mirip orang yang ngorok. Dalam keadaan yang sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam.

Cara pengobatannya yaitu :

  1. Beri vaksin anti SE
  2. Beri antibiotika atau sulfa.

D. Penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot root)

Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basahs dan kotor.


Gejalanya yaitu :

  • Mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh.
  • Kulit kuku mengelupas.
  • Tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit.
  • Sapi sakit dan akhirnya bisa lumpuh.

Cara pengobatannya yaitu :

  1. Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi.
  2. Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera untuk melakukan pengobatan.
  3. Membersihkan lantai kandang dari kotoran dan menjaga lantai selalu kering.
  4. Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk.

E. Bloat/penuh gas di lambung

Bloat adalah dampak sampingan dari pemberian pakan yang kkurang akan kandungan serat. Gejalanya adalah lambung sapi terisi oleh gas yang berlebihan. 


Hingga menyebabkan perut sapi menjadi membengkak dan pernafasan menjadi terganggu. 

Penyebabnya dalah sapi digembalakan di padang rumput yang masih basah oleh embun, pemberian pakannya terlalu halus.

Gejalanya yaitu :

  • Sapi tak lincah bergerak.
  • Tak mau makan.
  • Jika diraba perutnya seperti kembung atau penuh dengan udara.

Cara pengobatannya yaitu :

  1. Jangan memberi pakan yang berasal dari jenis leguminose karena mengandung gas.
  2. Jangan terlalu pagi menggembalakan sapi di padang rumput atau lapangan, tunggu sampai agak siangan suapaya air hujan atau embun mengering.
  3. Di pagi hari, berikan pakan sapi berupa rumput, jerami kering. Karena jerami kering bisa mempertahankan kontraksi refleksi rumen secara normal.
  4. Sapi sakit karena bloat sebaiknya diberi minum berupa minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya minyak yang terbuat dari kacang tanah, minyak zaitun. Sebab pemberian minyak bisa meluruhkan buih yang menghambat keluarnya gas dari dalam perut sapi.
  5. Namun apabila sapi terkena bloat kian parah, maka untuk menyelamatkan sapi dari kematian, dengan cara menusuk lambung sebelah kiri dengan trocar dan canula. Alat ini semacam jarum suntik. Canula memungkinkan dapat membuat lobang yang lebar tapi meninggalkan bekas luka yang kecil, sehingga tidak menyakitkan sapi.

F. Cacing Hati

Siklus hidup cacing adalah cacing ditularkan pada waktu ternak memakan rumput atau meminum air yang terkontaminasi atau tercemar oleh ternak lain dengan telur cacing. 

Bisa juga cacing disebabrkan dari induk ke anaknya. Cacing hidup di usus ternak dan memproduksi banyak telur. 

Masalah ini biasa terjadi pada musim hujan. Cacing memang memerlukan kondisi lingkungan yang basah, artinya cacing tersebut bisa tumbuh dan berkembang biak dengan baik bila tempat hidupnya berada pada kondisi yang basah atau lembab. 


Pada kondisi lingkungan yang basah atau lembab, perlu juga diwaspadai kehadiran siput air tawar yang menjadi inang perantara cacing sebelum masuk ke tubuh ternak.

Pengaruh penyakit ini menjadi kronis dan menahun mengakibatkan sapi kekurangan gizi dan darah.

Gejala yaitu ;

  • Sapi yang terinfeksi cacing hati menjadi kurus, lesu dan pucat.
  • Berat badan sapi berkurang.
  • Pada khusus lain, sapi menjadi busung pada perutnya.

Cara pengobatannya yaitu :

  1. Berikan obat anti cacing.
  2. Jaga kebersihan kandang.
  3. Berikan makanan yang bernutrisi.
  4. Panggil dokter hewan secara berkala untuk memeriksa ternak.

G. Brucellosis (Keguguran Menular)

Penyebabnya adalah bakteri Brucella abortus Bang. Penularan dari penyebaran, kontak langsung, yakni pada saat terjadi perkawinan dengan pejantan yang tampaknya sehat tapi membawa penyakit. 

Melalui pakan dan air minum yang ditulari oleh janin yang digugurkan.


Gejalanya yaitu :

  • Sapi biasanya tidak menunjukkan suatu gejala yang menyolok.
  • Pada jantan gejala ini lebih mudah diamati. Scrotum membengkak dan membesar (hernia), nafsu makan menurun dan demam.
  • Gejala pada sapi betina adalah terjadi keguguran pada pertengahan kebuntingan. Anak yang gugur biasanya mati dan berwarna biru kecoklatan. Anak yang lahir tetap hidup, menjadi sangat lemah tak berkembang.
  • Ambing dan alat kelamin kadang-kadang bengkak.

Cara pengobatan yaitu :

  1. Lakukan sanitasi atau kebersihan terhadap kandang dan segala peralatan secara teratur. Upaya ini hendaknya dilakukan dengan penyemprotan secara periodik dengan obat-obatan pencuci hama.
  2. Penderita disendirikan.
  3. Usahakan pengebalan dengan cara vaksinasi sebelum sapi dikawinkan.
  4. Selalu waspada terhadap bibit-bibit yang baru dibeli.
  5. Cara pengobatan belum berhasil baik.