Cara Budidaya Karang Lengkap

Indonesia adalah eksportir karang hias terbesar di dunia. Saat ini terdapat sekitar 20 perusahaan pengekspor karang hias yang bedomisili di Jakarta dan Bali. 

Pengambilan karang hias untuk ekspor maupun untuk diperdagangkan di dalam negeri dikhawatirkan menimbulkan kerusakan karang di alam tanpa ada solusi yang baik seperti pengaturan perdagangan dan budidaya.

Kerusakan ekosistem terumbu karang di Indonesia terus berlanjut karena pengambilan karang untuk banguunan, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak, bahan kimia maupun dengan mencungkil karang. 

Kerusakan ekosistem karang juga disebabkan oleh perubahan iklim, terutama meningkatnya suhu, berupa pemutihan karang (coral bleaching). Sekalipun karang yang mengalami pemutihan mampu memulihkan dirinya, namun waktu untuk pemulihannya cukup panjang.

A. Mengenal Karang

Terumbu karang (coral reefs) merupakan kelompok organiisme yang hidup di dasar perairan laut dangkal, terutama di daerah tropis. meskipun karang ditemukan hampir di seluruh dunia, baik di perairan kutub maupun di perairan ugahari, tetapi hanya di daerah tropiklah terumbu karang dapat berkembang. Karenanya, pembentukan terumbu karang digunakan untuk membatasi lingkungan lautan tropik.

Terumbu karang disusun oleh karang-karang kelas Anthozoa, filum Cnidaria/Coelenterata dan ordo Madreporaria, yang termasuk karang hermatifik (hermatypic coral) atau jenis-jenis karang yang mampu menghasilkan bangunan atau kerangka karang dari kalsium karbonat (CaCO3). 

Selain scleractinian corals adalah algae yang banyak diantaranya juga mengandung atau menghasilkan kapur. Hewan karang termasuk kelas Anthozoa, yang berarti hewan berbentuk bunga.

Terumbu karang dibedakan antara binatang karang (reef coral) sebagai individu organisme dan terumbu karang (coral reef) sebagai suatu ekosistem, termasuk didalamnya organisme-organisme karang. 

Ada dua tipe karang, yaitu karang yang dapat menghasilkan terumbu (reef) atau membentuk kapur yang disebut karang hermatifik (hermatypic corals atau reef building corals), dan karang ahermatifik (ahermatypic corals) yang tidak dapat membentuk terumbu karang atau bangunan karang.

Kedalaman laut maksimum untuk pertumbuhan karang adalah 40 meter. Lebih dari itu cahaya sudah relatif lemah. 

Terumbu karang tidak dapat berkembang diperairan lebih dalam dari 50-70 meter. Kebanyakan terumbu karang tumbuh dengan baik pada kedalaman 25 meter atau kurang.

Selain cahaya, pertumbuhan terumbu karang juga membutuhkan suhu, salinitas, kejernihan air, arus dan substrat. Suhu yang dibutuhkan untuk pembentukan karang adalah 25-30 derajat celcius. 

Sedangkan salinitas yang sesuai untuk pertumbuhan dan pembentukan terumbu karang adalah 27-35 ppt (part per thousand). Air yang jernih diperlukan untuk pertumbuhan karang, sedangkan arus dibutuhkan untuk mendatangkan makanan berupa plankton. 

Arus juga membantu membersdihkan terumbu karang dari endapan dan untuk mensuplai oksigen. Sementara substrat yang keras dan bersih dari lumpur diperlukan untuk pelekatan planula (larva karang) yang akan membentuk koloni baru.

Bianatang karang berkembangbiak (bereproduksi) secara aseksual dan seksual. Secara aseksual karang berkembangbiak melalui fragmentasi dan pertunasan (budding) untuk pembentukan polip baru. 

Pembentukan tunas yang terus menerus merupakan mekanisme untuk menambah ukuran koloni, tetapi tidak untuk membentuk koloni baru. 

Sedangkan perkembangbiakan secara seksual atau kawin dilakukan melalui pemijahan atau pertemuan ovarium dan testes. 

Karang dapat bersifat hermaphrodite, dimana ovarium dan testes berada dalam satu individu polip, dan dioecious, yaitu ovarium dan testes berada dalam individu polip  yang berbeda. Kebanyakan karang mencapai dewasa pada umur antara 7-10 tahun.

Pembuahan pada karang terjadi melalui dua macam cara, yaitu :

  1. Telur-telur dibuahi didalam gastrovascular cavity (viviparous) dan gonadnya berkembang di mesentrial chamber (biasanya untuk masive coral) atau di body cavities (untuk branching coral), selanjutnya membebaskan produksinya berupa planula larva.
  2. Telur-telur dibuahi di luar tubuh yaitu didalam air laut (bukan viviparous).
Benih (zygote) hasil pembuahan diluar tubuh akan terbawa arus dan terus berkembang sampai sektar 2-3 hari, sampai menjadi bentuk larva planula sekitar 5-7 hari, dan setelah berumur sekitar 14-36 hari planula menempel (secara pertunasan aseksual atau ke substrat lain), dan akhirnya akan tumbuh menjadi induk-induk koloni polip lainnya.

B. Benih Karang

Untuk budidaya atau transplantasi, benih/bibit karang diambil pada induk karang bercabang. Pengambilan benih sebaiknya dilakukan di sekitar lokasi budidaya sehingga tidak perlu transportasi yang jauh karena transportasi dapat menyebabkan karang menjadi stress dan mati. 

Pengambilan benih pada induk tidak secara utuh, tetapi maksimal dua pertiga dari ukuran induk yang boleh diambil. Ukuran sepertiga yang tinggal diharapkan dapat pulih kembali sehingga tidak terjadi kerusakan kondisi karang di lokasi pengambilan.


Alat yang digunakan untuk pemotongan benih adalah pahat besi dan palu. Karang utnuk benih dipotong ukuran 5-10 cm. Proses pemotongan diusahakan seefektif mungkin agar tidak merusak koloni induk. Tentu kemampuan penyelam juga sangat menentukan pengambilan benih karang.

C. Budidaya Karang

Benih karang kemudian diikatkan pada substart dengan menggunakan tali plastik dan disusun di rak-rak meja yang telah disiapkan. Jumlah substrat yang disusun di atas rak budidaya antara 12-16 substrat.

Rak budidaya ditempatkan pada perairan dengan kedalaman 3-5 meter, kejernihan air harus baik, arus tidak trelalu kuat sehingga tidak membuat rakit terbalih, dan lokasi tidak pada jalur pelayaran dan penangkapan ikan sehingga diharapkan lokasi dapat terjaga dari faktor-faktor yang merusak.


Penempelan pada substrat sudah terjadi pada bulan kedua. Agar pertumbuhan karang tidak terganggu, pembersihan substrat karang dan jaring dilakukan. 

Pertumbuhan karang akan terganggu apabila substrat ditumbuhi oleh turf algae atau coralline algae. Kondisi tersebut akan lebih sulit apabila jenis algae tersebut mengandung undur bioaktif yang dapat membunuh biota karang.