Udang putih adalah udang konsumsi dan dalam budidaya sejak lama. Namun budidaya udang putih tidak berkembang sebagaimana budidaya udang windu.
Selain ukurannya lebih kecil dari udang windu, budidaya udang putih lebih sulit. Udang putih, pada umur 3 bulan berupaya untuk kembali ke laut, sehingga banyak udang yang mati.
Kematian udang ini disebabkan oleh kehabisan tenaga karena aktif berenang, luka karena terbentur di pematangan tambak ataupun lingkungan yang tidak cocok.
A. Mengenal Udang Putih
Udang putih yang berukuran besar dan banyak dikultur adalah Penaeus merguiensis dan P. indicus. Udang putih spesies P. merguiensis sering disebut udang jerbung.
Udang ini mempunyai warna badan putih, terdapat bintik-bintik cokelat dan hujau pada ujung ekor. Pada sungut yang pendek (antennula) terdapat belang-bekang merah sawo.
Kaki jalan dan kaki renangnya berwarna kekuning-kuningan atau kemerah-merahan. Sungut yang panjang (antenna) berwarna kemerah-merahan. Sirip ekor atau ekor kipas (uropoda) berwarna sawo matang dengan ujung kuning kemerah-merahan atau kadang-kadang sedikit kebiru-biruan.
Kulitnya tipis, tembus cahaya. Hidup di dasar perairan, terutama di daerah-daerah yang banyak bermuara sungai besar. Udang putih P. merguiensis dapat mencapai ukuran besar, hingga 25 cm, umur pemeliharaan lebih pendek, dan sifat kanibalnya kurang menonjol.
Sedangkan udang putih spesies P. indicus mempunyai cucuk kepala (rostrum) tampak mencolok, baik pada udang muda maupun udang maupun udang dewasa. Dengan bertambahnya umur, rostrumnya pun semakin pendek.
Sungutnya jelas berbelang--belang kuning cokelat. Dalam kondisi hidup berwarna kekuning-kuningan, setengah tembus cahaya, dengan totol-totol biru.
Bagian atas kelopak kepala (carapace) dan badannya berwarna sawo matang. Tangkai mata dan pangkal sungut kebiru-biruan. Sirip ekor atau ekor kipas berwarna biru dengan ujungnya berwarna merah cerah.
Udang ini hanya dapat mencapai ukuran panjang 22 cm, namun lebih tahan dan kuat terhadap perubahan kondisi perairan, tidak mudah stres, toleran terhadap perubahan suhu yang luas dan tingkat kelangsungan hidupnya tinggi.
Udang putih spesies P. indicus hidup bergerombol dalam jumlah besar terdapat di perairan dengan dasar lunak, yang biasany berlumpur atau lumpur campur pasir di daerah-daerah yang banyak muara sungai besarnya.
Untuk dijadikan induk, spesies P. merguiensis mencapai umur lebih dari 8 bulan, sedangkan P. indicus berumur lebih dari 10 bulan.
Namun, udang P. indicus yang berumur lebih dari 6 bulan sudah dapat digunakan sebagai induk. Seekor induk betina P. indicus berukuran berat 25 gram dapat menghasilkan 25.000 - 80.000 butir telur, berdiameter 280 -300.
B. Benih Udang Putih
Benih udang putih dapat diperoleh di alam maupun di hatchri. Namun produksi benih udang putih di hatchri sangat terbatas.
Petambak tradisional yang mengelola tambak secara ekstensif menebar benih udang putih yang di tangkap di alam. Di beberapa daerah potrnsi benih udang putih di alam cukup besar.
C. Budidaya Udang Putih
Budidaya udang putih dilakukan di tambak dengan penerapan sstem budidaya ekstensif dan semi-intensif. Persiapan tambak meliputi pengeringan, pengapuran dan pemupukan.
Penebaran dengan mmenggunakan benih yang ukurannya seragam dengan kepadatan 8-10 ekor per meter persegi.
Pemberian pakan dilakukan tidak teratur. Padat penebaran pada tambak ekstensif dapat ditingkatkan hingga mencapai 15 ekor per meter persegi dengan persiapan tambak yang baik, meliputi pengeringan, pembajakan, pemupukan dan pengapuran. Udang dapat diberi pakan tambahan secukupnya selama 3-4 hari sekali.
Budidaya udang putih sistem semi-intensif dapat menerapkan padat penebaran antara 15-30 ekor permeter persegi. Untuk pengelolaan air, tambak dilengkapi dengan pompa air dan kincir. Demikian pemberian pakan dilakukan secara kontinyu sebanyak 2-3 kali sehari.
Pakan yang diberikan berupa pelet yang mengandung protein 30-40%. Di samping itu, udang juga diberi pakan tambahan berupa udang rebon dan ikan runcah yang dicacah secukupnya. Lama pemeliharaan udang putih 2,5-3 bulan.
D. Panen dan Penanganan Hasil
Pemanenan udang putih umumnya dilakukan secara total. Udang hasil panen biasanya langsung dibeli oleh pedagang pengumpul yang langsung datang ke lokasi pemeliharaan atau dikirim kepada pembeli untuk di ekspor.
Penanganan pasca panen sangat menentukan harga jual. Setelah panen, udang dicuci dengan air bersih yang dingin. Hal ini bertujuan untuk menekan laju penurunan mutu.
Selanjutnya udang disortir menurut ukuran dan berat. Udang kemudain dimasukkan ke dalam wadah yang telah disiapkan. Di dalam wadah, lapisan udang di selang seling dengan lapisan hancuran es batu. Perbandingan es batu dan udang adalah 1 : 1.
Pengiriman udang kepada pembeli (perusahaan ekspor) sebaiknya menggunakan peti dingin berupa peti yang dindingnya dilapisi isolator atau penahan panas. Kendaraan pengangkur juga sebaiknya memakai kendaraan yang berisolator.