Ikan mas juga dikenal dengan sebutan ikan tombro di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pemeliharaan jenis komoditas ini sudah sangat banyak dilakukan oleh masyarakat umum mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, bahkan Manado dan sekitarnya.
1. Pembenihan
Pemijahan ikan mas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alami dan buatan.
Adapun rangkaian proses pembenihan ikan mas dijelaskan sebagai berikut :
a. Pemilihan induk
Induk ikan mas yang optimal untuk dipijahkan berukuran antara 2-3 kg/ekor untuk betina dan 1 kg/ekor untuk jantan.
Induk jantan dan betina yang telah mencapai ukuran tersebut dipelihara secara terpisah di dalam kolam tembok dengan dasar tanah.
Ukuran kolam yang efien berkisar 25-50 meter persegi untuk memudahkan pemlihan induk matang gonad.
Adapun kepadatan tebar yang disarankan yaitu 1-2 ekor per meter persegi.
Setelah pematangan gonad induk mencapai waktunya, proses pemilihan induk matang gonad mulai dilakukan.
Induk betina ikan mas yang matang gonad mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Perut gendut.
- Lubang genital berwarna merah.
- Jika diurut pelan dari ujung pangkal perut ke arah lubang genital maka akan keluar telur.
Sementara induk jantan yang matang kelamin mempunyai ciri sebagai berikut :
- Panjang alat genital mencapai pangkal sirip perut.
- Alat genital berwarna merah.
- Jika pangkal perut diurut pelan ke arah lubang genital, keluar cairan putih (sperma).
b. Pemijahan
Sebelum dipijahkan, induk dipuasakan selama 1 hari.
Selanjutnya, pemijahan dilakukan dengan memasangkan induk betina dan jantan matang gonad di dalam happa berukuran 1-2 meter persegi yang diletakkan di dalam kolam.
Dasar kolam berupa tanah yang berisi air setinggi 30 cm.
Perbandingan jumlah induk yang dimasukkan yaitu 1 betina : 2 jantan atau berat induk betina sama dengan berat induk jantan.
Sebagai media penempel telur, gunakan kakaban yang terbuat dari ijuk yang diikatkan pada dua bilah bambu.
Kakaban harus terendam air, sedikitnya sekitar 10 cm di bawah permukaan air.
Selama pemijahan, air masuk dikontrol agar induk ikan mas mendapatkan oksigen yang cukup.
Umumnya, induk ikan mas akan memijah setelah dipasangkan selama 12-14 jam.
Setelah semua telurnya kelaur (yang dicirikan dengan kempisnya perut induk betina) maka induk betina segera diambil dari happa untuk dipelihara kembali pada kolam pemeliharaan induk.
Sebaiknya, induk yang sudah memijah dikelompokkan dan dicatat waktu pemijahannya agar periode recovery-nya dapat diketahui dengan baik.
Selanjutnya, kakaban yang sudah ditempeli telur dikeluarkan dari happa untuk ditetaskan di kolam yang sama.
Sebelumnya, kolam penetasan hendaknya sudah ditumbuhi pakan alami melalui program pemupukan dengan menggunakan kotoran ayam sebanyak 200 gram/meter persegi.
Pemijahan secara induce breeding (kawin suntik) juga umum dilakukan pada ikan mas.
Induk betina yang sudah matang telur dirangsang ovulasi dengan menyuntikkan hormon ovaprim dengan dosis 0,5 ml/kg bobot induk betina.
Penyuntikan dilakukan dua kali, yaitu 60% dosis pada suntikan pertama dan 40% pada suntikan ikan kedua.
Jeda waktu antara suntikan pertama dan kedua yaitu 6 jam.
Jika diperlukan, induk jantan juga disuntik dengan hormon yang sama.
Dosis yang digunakan untuk induk jantan yaitu 0,3 ml/kg bobot induk jantan.
Penyuntikan pada induk jantan dilakukan bersamaan dengan suntikan kedua pada induk betina.
Selanjutnya, induk jantan dan betina ditempatkan pada bak pemijahan yang telah dilengkapi dengan kakaban.
Pakan induk yang diberikan berupa pakan buatan atau pelet dengan kadar protein 28-32% sebanyak 2-3% dengan frekuensi pemberian 3 kali dalam sehari.
Pakan yang baik akan memberikan waktu pemulihan yang relatif lebih cepat dibandingkan pakan sekadarnya.
Umumnya, induk betina ikan mas mempunyai waktu recovery dalam memproduksi telur sekitar 3 bulan.
Pemberian pakan induk hasil buatan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dapat memangkas masa recovery menjadi hanya sekitar 1,5 - 2 bulan.
c. Pemeliharaan larva
Penetasan telur terjadi antara 1 - 2 hari setelah pemijahan.
Selama berumur 2-3 hari, larva masih belum membutuhkan pakan tambahan karena masih mempunyai kandungan kuning telur.
Jika kuning telur larva sudah habis, larva akan segera mencari makanan alami yang telah ada di kolam.
Setelah dipelihara selama 7 hari, larva yang dapat diberikan pakan tambahan berupa pelet yang sudah dihaluskan atau tepung untuk benih secukupnya sampai siap panen.
Setelah 15 hari pemeliharaan di kolam penetasan, benih dipanen untuk segera dipelihara pada tahap pendederan.
Benih yang dipanen pada tahap 1 ini umumnya berukuran antara 1-2 cm.
Pemeliharaan larva ikan mas juga dapat dilakukan dengan sistem indoor menggunakan akuarium atau bak fiber.
Larva hasil pemijahan dipelihara di akuarium berukuran 90 cm x 40 cm x 20 cm yang diisi air setinggi 15 cm.
Kepadatan tebar larva sebanyak 3.000 ekor untuk setiap akuarium.
Pemeliharaan larva dilakukan selama 30 hari.
Dalam tahap ini, larva diberi pakan artemia pada hari ke 3-5 setelah menetas.
Selanjutnya, larva diberi pakan cacing tubifex selama 7 hari dan dilanjutkan dengan pemberian tepung pelet sampai larva berukuran 2-3 cm.
Penyiponan dilakukan setiap pagi untuk membuang sisa-sisa pakan.
Setelah 1 bulan, lakukan penyortiran larva untuk mengelompokkan ukuran benih ikan.
Benih ikan dengan ukuran lebih dari 3 cm dapat langsung dimasukkan ke pendederan II.
Sedangkan benih yang lebih kecil perlu dipelihara lagi selama 2 minggu dengan kepadatan 2.000 ekor per akuarium.
d. Pendederan
Pada tahap pendederan, benih di tebar di kolam pendederan berukuran 100-500 meter persegi dengan kedalaman air kolam mecapai 1,2 meter.
Padat tebar yang digunakan berkisar 100-250 ekor benih per meter persegi.
Sebelum digunakan, kolam pendederan hendaknya dipupuk terlebih dahulu dengan pupuk kotoran ayam dengan dosis 200 gram permeter persegi.
Selanjutnya, kolam diisi dengan air.
Selang 5-6 hari kemudian, benih ikan dimasukkan ke dalam kolam pendederan dan dipelihara selama 30 hari.
Selama kurun waktu tersebut, pakan tambahan yang diberikan berupa pelet berukuran kecil yang diberikan dengan dosis sekitar 5-10% berat biomassa per harinya.
Pemberian pakan dilakukan dengan frekuensi minimal 3 kali dalam satu hari.
Setelah didederkan selama 30 hari, ukuran benih ikan berkisar 7-12 cm dengan berat tubuh 7-10 gram.
Benih-benih tersebut siap untuk segera dipanen dan digunakan pada tahap pembesaran.
Pemanenan pertama dilakukan dengan cara menjebak ikan dalam jaring.
Benih ikan diberi pakan pada daerah yang sudah dipasangi jaring dibawahnya.
Satu sisi diikatkan pada bambu pancang, sedangkan sisi lainnya dipegang untuk segera ditarik jika ikan sudah berkumpul.
Langkah ini dilakukan berulang kali sampai sebagian besar jumlah ikan sudah tertangkap.
Selanjutnya, surutkan air kolam setahap demi setahap.
Jika sudah mencapai dasar kolam dan hanya menyisakan air di daerah caren saja, tangkap benih ikan dan tampung terlebih dahulu sebelum diangkut ke tahap pemeliharaan berikutnya.
2. Pembesaran
Pembesaran ikan mas dapat dilakukan di kolam maupun KJA.
Benih yang digunakan berukuran 7-10 gram.
Kepadatan untuk kantong jaring apung berukuran 7 m x 7 m yaitu 50 kg benih, sedangkan untuk kolam tanah dengan kedalaman 1,2 meter yaitu 100-150 ekor/meter persegi.
Kepadatan masih dapat ditingkatkan.
Namun, diperlukan peralatan tambahan seperti blower atau pasokan air mengalir yang cukup sehingga parameter tertentu kualitas air seperti oksigen dan nirit terpenuhi, yaitu kadar oksigen lebih dari 5 ppm dan kadar nirit kurang dari 0,1 ppm.
a. Pembesaran di KJA
Pemeliharaan ikan mas di KJA memerlukan waktu sekitar 3-3,5 bulan.
Selama masa pemeliharaan, ikan mas diberi pakan buatan berupa pelet dengan kadar protein 26-28% sebanyak 5-7% berat biomasa dengan frekuensi pemberian 3-5 kali dalam satu hari.
Pembesaran ikan di KJA lebih praktis dibandingkan dengan pembesaran ikan di kolam.
Hasil yang dipanen pada pemeliharaan di KJA antara 1,2-1,5 ton/kantong.
b. Pembesaran di Kolam
Pembesaran di kolam dilakukan setelah kolam selesai diolah.
Pengolahan kolam terdiri dari pengeringan yang dilakukan selama 4 hari, kemudian dilanjutkan dengan pengapuran menggunakan kapur pertanian atau tohor dengan dosis 20 gram/meter persegi yang dibiarkan selama 3 hari.
Selanjutnya, kolam diairi air setinggi 10 cm dan dipupuk menggunakan kotoran ayam dengan dosis 200 gram/meter persegi.
Setelah 3 hari, ketinggian air ditambah hingga 120 cm.
Pada hari ke-6, ikan mas siap ditebar.
Pakan yang diberikan yaitu pakan buatan berupa pelet berkadar protein 26-28% sebanyak 5-10% berat biomasa dengan frekuensi pemberian 3-5 kali dalam satu hari.
Selama 3-3,5 bulan, hasil panen pada pemeliharaan di kolam seluas 1.000 meter persegi sekitar 750 kg-1 ton.