Ikan bawal air tawar termasuk golongan hewan omnivora, yaitu pemakan segala.
Ikan ini memakan zooplankton, serangga air, siput air, dan detritus.
Oleh sebab itu, ikan ini diperkirakan akan menjadi salah satu komoditas bisnis andalan untuk dikembangkan di masa mendatang karena pemeliharaannya yang mudah.
1. Pembenihan
Pembenihan ikan bawal air tawar relatif mudah dan umumnya dilakukan secara buatan.
Berikut tahap pembenihan dan pembesaran ikan bawal air tawar yang baik dan efisien.
a. Pemilihan induk
Induk yang digunakan dalam pemijahan hendaknya mempunyai ukuran dan umur yang sesuai.
Induk yang dipilih sebaiknya mempunyia berat 3-4 kg/ekor, mempunyai matang ginad 2-4 tahun, dan jumlah telur yang dihasilkan berkisar 500 ribu butir per induk.
Selain itu, induk yang digunakan tidak cacat fisik, baik bentuk badan maupun sisiknya.
Ciri induk adalah induk betina terlihat lebih gemuk dibandingkan dengan induk jantan.
b. Pemijahan
Pembenihan bawal air tawar dapat dilakukan di bak maupun di kolam.
Pematangan gonad induk dapat dilakukan di kolam berukuran 100-200 meter persegi dengan kedalaman air antara 1-1,2 meter.
Induk betina yang telah matang gonad mempunyai ciri diantaranya perutnya buncit dan jika diraba terasa lunak.
Sementara induk jantan akan mengeluarkan sperma jika dipijat bagian perutnya.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pembenihan dilakukan pada saat musim hujan dengan pemberian rangsangan secara hormonal.
Sebelumnya, induk dipuasakan selama 1-2 hari kemudian disuntik dengan hormon ovaprim.
Adapun dosis ovaprim yang digunakan yaitu 0,5-0,75 ml/kg induk yang diberikan dalam dua kali penyuntikan.
Adapun jarak waktu antara penyuntikan pertama dan kedua yaitu 6 jam.
Langkah selanjutnya yaitu menggabungkan induk jantan dan betina di kolam pemijahan.
Setelah memijah, telur dikumpulkan dan ditetaskan dalam corong penetasan atau bak/akuarium kecil.
Pembuahan secara buatan juga dapat dilakukan dengan sistem stripping atau pemijatan.
Sperma induk jantan dikumpulkan terlebih dahulu dengan menggunakan jarum suntik.
Setelah itu, sperma diencerkan menjadi larutan 10% dengan larutan fisiologis NaCL 0,09% dan disimpan pada suhu 4 derajat celcius.
Pengumpulan telur dilakukan dengan cara mengurut perut induk betina dan ditampung dalam wadah berupa cawan porselin.
Selanjutnya, tuangkan larutan sperma ke dalam cawan berisi telur dan aduk rata dengan bulu ayam.
Setelah itu, aktifkan sperma dengan cara menambahkan air bersih ke dalam cawan sambil terus diaduk secara perlahan.
c. Pemeliharaan larva
Telur yang telah dibuahi selanjutnya dibilas dengan air bersih sebelum ditetaskan di corong penetasan atau bak/akuarium.
Kepadatan larva dalam corong/bak penetasan adalah sekitar 200-250 butir/liter.
Larva hasil tetasan dipindahkan ke dalam bak atau akuarium dengan kepadatan 100-150 ekor/liter media dan dipelihara selama 3 minggu hingga benih berukuran 0,5-1 cm.
Selama pemeliharaan, benih diberi pakan berupa artemia dan moina.
2. Pembesaran
Pada umumnya, pembesaran dilakukan di kolam tanah maupun KJA, baik secara monokultur maupun polikultur dengan ikan nila.
Pada pemeliharaan di kolam secara monokultur, benih ikan bawal air tawar berukuran 0,8 - 1 gram ditebarkan ke kolam berukuran 100 meter persegi yang telah diolah terlebih dahulu secara standar dengan kepadatan 10-15 ekor per meter persegi.
Adapun ketinggian air kolam atau sawah disarankan antara 60-80 cm.
Untuk pemeliharaan polikultur dengan nila, kepadatan yang digunakan adalah 4 gram ikan nila dan 1 gram ikan bawal.
Pemeliharaan bawal air tawar dilakukan selama 5-6 bulan dengan pemberian pakan berupa pelet dengan kadar protein 28% sebanyak 3% berat biomassa per hari.
Ukuran ikan bawal yang dipanen pada umur tersebut berkisar 300-400 gram/ekor.
Pada pemeliharaan di KJA, benih ikan bawal berukuran 10 gram/ekor ditebarkan dengan kepadatan antara 10-20 ekor permeter persegi.
Pemeliharaan di KJA dilakukan selama 6-7 bulan dengan pemberian pakan berupa pelet dengan kadar protein 28% sebanyak 3-5% berat biomassa per hari.