Walaupun di Indonesia ikan gurami merupakan ikan konsumsi yang digemari, namun beberapa negara maju ikan ini juga menjadi komoditas ikan hias yang digemari, terutama ikan yang berwarna putih (albino).
Ikan yang terdapat di Jawa, Sumatera dan Kalimantan ini banyak dibudidayakan, terutama ikan berwarna abu-abu, sedangkan ikan yang berwarna albino banyak dipajang di pasar ikan hias.
Harga ikan gurami albino bisa berlipat-lipat ikan yang berwarna gelap.
Teknik pemijahan ikan ini sudah sangat dikuasai oleh beberapa peternak di desa-desa yang terdapat banyak kolam karena melimpahnya persediaan air.
Pada dasarnya ikan ini adalah vegetarian, jenis ikan yang sudah besar kadang juga memakan udang atau beragam serangga yang masuk ke air, seperti belalang dan jangkrik.
Bahkan pernah terlihat ikan ini memakan tikus kecil yang tercebur di kolam.
Sayangnya pertumbuhan ikan gurami sangat lambat.
Untuk dapat mencapi ukuran 5 cm, ikan ini memerlukan waktu sekitar 4 bulan.
Hal tersebut mungkin menjadi faktor penyebab harga ikan konsumsi ini relatif mahal dan stabil.
Gurami bersifat pendamai, kecuali ikan jantan yang sudah dewasa dan siap untuk memijah akan menjadi agresif terhadap jantan lainnya.
Ikan ini merupakan ikan yang tahan banting karena mampu hidup di air tawar maupun air payau.
Bahkan seperti kebanyakn ikan dari suku Anabantidae, gurami bisa hidup di air yang kandungan oksigennya sangat rendah.
Mereka mampu menggunakan oksigen di udara sehingga setiap saat akan menyembul ke permukaan kolam untuk mengambil oksigen dari udara.
Membedakan Jantan dan Betina
Ikan jantan dan betina sangat mudah untuk dibedakan saat sudah dewasa.
Ukuran ikan jantan lebih besar dibandingkan ikan betina pada umur yang sama.
Jantan bisa mencapai panjang 70 cm, sedangkan ukuran maksimal betina adalah 50 cm.
Gurami jantan mempunyai sirip punggung dan sirip anal yang lebih panjang dibandingkan betina.
Ciri khas lain gurami jantan adalah mempunyai nonong (nuchal hump), sedangkan betina tidak memiliki nonong, kalaupun ada biasanya tidak sebesar milik ikan jantan.
Persiapan Induk
Ikan ini biasanya dikawinkan secara berpasangan, bukan secara massal.
Pilih ikan yang sehat, besar, dan dua-duanya albino.
Jika salah satu induk bukan albino maka sekitar 50% anaknya akan berwarna gelap.
Persiapan Bak Pemijahan
Bak pemijahan yang digunaka adalah kolam semen atau kolam tanah karena untuk memijahkan ikan gurami setidaknya membutuhkan kolam berukuran 2 x 2 meter persegi dengan ketinggian air sekitar 50 cm.
Ikan gurami yang memijah akan membuat sarang dari jerami kering, dedaunan dan ranting pohon.
Dalam kolam tersebut juga biasanya terdapat busa yang dibuat oleh ikan jantan.
Kualitas Air
Gurami termasuk ikan yang tidak terpengaruh untuk masalah air, tetapi kualitas air yang optimum berkisar pada suhu 19-26 derajat celcius dengan pH netral.
Pakan
Selama dalam pemeliharaan di kolam pemijahan, ikan diberi pakan berupa pelet dan daun talas.
Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2-3 kali sehari.
Proses Memijah
Ikan jantan yang sudah membuat busa akan mengajak betina pasangannya masuk ke dalam sarang.
Setelah siap, ikan betina akan mengeluarkan telur dan secara simulatif jantan akan mengeluarkan sperma untuk membuahi telur-telur tersebut.
Kemudian telur akan menempel di sekitar sarang.
Setelah ikan betina selesai bertelur dan pejantan selesai melakukan pembuahan maka selanjutnya kedua induk dikeluarkan dari kolam.menggunakan jaring dengan hati-hati.
Sebagian peternak hanya mengambil ikan betina, dan membiarkan si jantan tetap berada di kolam untuk mejaga telur-telurnya.
Ikan jantan menjaga telur dengan mengambil telur yang tidak menetas dan ditumbuhi jamur dengan menggunakan mulutnya.
Jamur tersebut dapat menular ke telur lain yang kan menetas sehingga keberadaan induk jantan diperlukan untuk mencegah penularan tersebut.
Dalam sekali memijah, ikan gurami mampu menghasilkan sekitar 10.000 butir telur.
Telur yang sudah menetas biasanya diambil dan dibesarkan di akuarium yang diaerasi.
Pembesaran Benih
Selama dibesarkan di akuarium, benih akan diberi pakan emulsi kuning telur sampai 2 minggu.
Selama 2 minggu berikutnya, benih dapat diberi pakan kutu air dan cacing sutera.
Setelah 3 minggu, ikan bisa dibesarkan di kolam tanah yang sudah dipupuk dan prosesnya sama persis dengan membesarkan ikan koi.
Fase Krisis
Fase krusial dalam budidaya ikan ini adalah saat penetasan telur dan pembesaran benih hingga usia 1 bulan.
Peluang Usaha
Ikan gurami sangat laku, baik di pasar ikan konsumsi maupun pasar ikan hias.
Ikan yang tidak laku dijual sebagai ikan hias, dalam pertumbuhannya dapat dijual sebagai ikan konsumsi.