Cara mengobati asma dan pencegahannya

Apakah ada teman kalian yang mengalami kesulitan bernafas hanya jika musim hujan tiba?. 

Atau merasa sulit bernaas jika berada di lingkungan yang berdebu? 

Jika hal itu terjadi, kemungkinan teman kalian tersebut menderita penyakit asma.

Kata asma berasal dari bahasa yunani, yaitu asthma yang berarti sulit bernafas. 

Asma merupakan keadaan dimana saluran pernafasan mengalami penyempitan. 

Penyempitan tersebut bersifat sementara dan dapat dipicu oleh berbagai rangsangan dari luar. 

Misalnya, serbuk sari bunga, debu, bulu binatang seperti bulu kucing atau anjing, asap rokok atau knalpot, udara dingin di musim hujan atau perubahan cuaca, dan saat atau setelah melakukan kegiatan olah raga.

Saat terjadi serangan asma, otot yang terdapat pada saluran pernafasan mengalami kejang. 

Sistem jaringan yang melapisi saluran pernafasan mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pembentukan lendir di dalam saluran tersebut. 

Hal itu akan mempersempit saluran pernafasan dan penderita mengalami kesulitan bernafas.

Biasanya penyakit asma disertai dengan battuk. 

Ketika bernafas, akan terdengar bunyi. 

Menangis atau tertawa keras juga dapat mengakibatkan serangan asma bagi penderitanya.

Gejala asma awal pada anak-anak dapat berupa rasa gatal di dada atau leher. 

Anak akan menderita batuk tidak berdahak (batuk kering) di malam hari atau saat melakukan kegiatan seperti olah raga.

Jika kulit penderita asma tampak kebiruan, harus segera dibawa ke rumah sakit atau ke dokter terdekat. 

Kejadian tersebut menandakan bahwa penderita memiliki persediaan oksigen yang sangat terbatas di dalam tubuhnya karena tubuhnya sangat sulit bernafas.

Pengobatan asma dilakukan dengan menentukan penyebabnya. 

Perlakuan tes alergi pada kulit dapat membantu untuk menentuka penyebab asma. 

Jika tes tersebut masih meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan spirometri berulang dan bronchial challenge test

Pemeriksaan spirometri dilakukan untuk menentukan seberapa besar penyyumbatan saluran pernafasan saat terjadi serangan asma.

Baca Juga Disini : 

Obat-obatan seperti agonis reseptor beta-adrenergik dapat mengurangi serangan asma yang timbul secara tiba-tiba dan mencegah asma saat melakukan kegiatan olah raga. 

Obat tersebut bekerja pada semua resptor beta-adrenergik dan memiliki efek samping, yaitu mempercepat denyut jantung, gelisah, sakit kepala, dan gemetar. 

Obat yang bekerja di dalam sel paru-paru memiliki sedikit efek samping.

Obat-obatan penyakit asma tersedia dalam bentuk tablet, suntikan inheler (obat yang dihirup). 

Inheler bekerja dengan cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran pernafasan yang mengalami penyumbatan hebat. 

Obat-obatan berbentuk tablet atau suntikan bekerja dengan lambat, tetapi dapat menjangkau saluran pernafasan yang mengalami penyumbatan hebat. 

Obat-obatan berbentuk tablet atau suntikan memiliki efek samping, misalnya kejang atau denyut jantung berdetak cepat jika jumlah obat yang diberikan terlalu banyak. 

Penderita juga dapat mengalami insomnia (sulit tidur), kecemasan yang berlebihan dan muntah.

Baru-baru ini telah dikembangkan obat-obatan asma yang memiliki sedikit efek samping bagi penderitanya. 

Obat berjenis kortikosteroid (obat anti alergi dan anti radang yang disalurkan ke tubuh melalui peredaran darah) dapat meminimalkan serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran pernafasan terhadap rangsangan benda asing. 

Namun, penggunaan tablet atau suntikan berjenis kortikosteroid dalam waktu lama dapat menimbulkan efek samping. 

Misalnya, gangguan pada proses penyembuhan luka, menghambat pertumbuhan pada masa kanak-kanak, mengurangi jumlah kalsium dalam tulang, pendarahan di lambung, menyebabkan katarak dini pada mata, meningkatkan kadar gula dalam darah, bertambahnya berat badan, kelaparan, dan kelainan mental.

Obat-obatan asma berjenis kromolin dan nedokromil sangat efektif dan aman bagi anak-anak. 

Obat-obatan tersebut mencegah terjadinya serangan asma dengan mengurangi penyumbatan saluran penafasan dan bukan untuk mengobati saat terjadi serangan asma.

Biasanya kadar oksigen dalam darah rendah jika terjadi serangan asma hebat. 

Oleh karena itu, penderita diberi tambahan oksigen. 

Jika terjadi dehidrasi (hilangnya cairan dari dalam tubuh), penderita diberi cairan melalui pembuluh darah melalui infus. 

Jika penderita sering mengalami serangan asma hebat, perlu dilakukan pemeriksaan kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah, pemeriksaan paru-paru, dan pemeriksaan melalui rotgen dada.

Pencegahan Asma

Serangan penyakit asma dapat dicegah jika penyebabnya diketahui dan dapat dihindari. 

Serangan asma yang disebabkan oleh kegiatan olah raga dapat dihindari dengan mengkonsumsi obat sebelum berolahraga. 

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan asma.

a. Menjaga Kesehatan Tubuh

Apabila penderita asma tidak dapat asupan makanan bergizi dan berimbang, kondisinya akan semakin lemah. 

Akibatnya, penyakit lain dapat dengan mudah menyerang. 

Selain itu, penderita asma, juga harus cukup beristirahat dan minum air putih yang banyak kecuali, ada hal lain yang dilarang oleh dokter, dan berolahraga sesuai kondisi tubuhnya.

b. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Lingkungan rumah dan sekitarnya harus dijaga kebersihannya. 

Sebaiknya rumah yang dijadikan tempat tinggal oleh penderita asma memiliki cukup ventilasi, tidak lembab, cukup mendapatkan sinar matahari, jauh dari pembuangan sampah, tidak memelihara binatang di dalam rumah, kamar tidur berisi sedikit barang-barang untuk menghindari debu, dan letak rumah tidak berada di jalan utama yang dominan terhadap polusi udara dan suara.

Lingkungan kantor juga perlu dijaga kebersihannya. 

Kantor yang menggunakan pendingin ruangan, sebaiknya dibersihkan secara teratur. 

Hindarkan pemakaian karpet sebagai alas. 

Bersihkan dan rapikan meja kerja setelah digunakan agar terhindar dari debu yang menempel.

c. Menghindari Penyebab Serangan Asma

Sebaiknya, penderita asma menjauhi orang yang sedang sakit flu. 

Penderita asma juga dianjurkan untuk menhindari tempat ramai dan sesak. 

Jagalah kondisi tubuh agar tidak mengalami kelelahan yang berlebihan, kehujanan, pergantian suhu yang tajam, atau melakukan kegiatan olahraga yang berat. 

Jika penderita asma ingin berolah raga, lakukan pemanasan terlebih dahulu dan dianjurkan untuk menggunakan obat pencegah serangan asma sebelum berolah raga.

Penderita asma sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang menggunakan zat pengawet. 

Zat pengawet makanan atau minuman diduga dapat memicu terjadinya serangan asma. 

Selain itu, zat adiktif makanan seperti penyedap masakan dapat juga memicu terjadinya serangan asma.

Jika kita hidup bersama penderita asma, sebainya kenali gejala dan penyebabnya. 

Dengan mengenali faktor tersebut, kita dapat mencegah terjadinya serangan asma. 

Akhirnya, penyakit asma tidak lagi menjadi penyakit yang ditakuti meskipun kita perlu mewaspadainya.

Baca Juga Disini : Kandungan dan Manfaat Madu