Cara Budidaya Cupang Mudah Untuk Pemula di Rumah

Siapa yang tidak kenal cupang? 

Ikan hias air tawar ini merupakan jenis ikan hias yang paling banyak dipilih oleh para penghobi cupang. 

Oleh karena itu, tidak heran jika ikan cupang mudah dijumpai menghuni akuarium-akuarium di rumah. 

Pada awalnya, cupang lebih dikenal dengan ikan aduan karena di habitat aslinya cupang bersifat agresif. 

Bahkan, tren adu cupang dijadikan ajang kompetisi antar kelompok sehingga cupang-cupang alam diburu dan ditangkarkan demi mendapatkan cupang yang tanggung untuk aduan. 


Selain agresif, beberapa jenis cupang juga memiliki pola dan warna yang menarik pada tubuhnya. 

Gerakan yang anggun, warna yang indah, dan bentuk siripnya yang termodifikasi sedemikian rupa membuat cupang banyak digemari dan dicari para penghobi cupang.

Umumnya, tujuan awal para penghobi memelihara cupang memang halnya untuk menghilangkan rasa penat, jenuh, dan stres. 

Namun, seiring berjalannya waktu, bila ditangani dengan serius hobi ini bisa mendatangkan keuntungan. 

Terlebih saat ini marak sekali kontes ikan hias ini melibatkan cupang sebagai hewan kontesnya. 

Dengan demikian, akan ada banyak penghobi yang membutuhkan cupang untuk dipelihara sebagai ikan kontes.

A. Menentukan Lokasi

Seorang penghobi mengatakan, untuk memulai ternak cupang jangan dipusingkan dengan masalah lokasi. 

Pernyataan ini berdasarkan fakta bahwa dia bisa beternak cupang di teras rumahnya yang luasnya hanya sekitar 10 meter persegi. 

Pada dasarnya, beternak cupang bisa dilakukan di salah satu bagian atau ruangan rumah yang tidak terpakai.

B. Menyiapkan Wadah Budidaya

Wadah untuk beternak cupang dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
  1. Wadah pemijahan
  2. Wadah burayak (anakan cupang)
  3. Wadah pembesaran.
Wadah untuk beternak cupang bermacam-macam, bisa menggunakan akuarium dengan berbagai ukuran, toples, boks plastik atau streofoam


Wadah-wadah tersebut tidak menonjolkan salah satu kelebihan atau kekurangan sehingga semuanya bisa dipilih untuk digunakan dan hanya perlu disesuaikan dengan masa stadia dari cupang. 

Jika memelihara anakan cupang atau burayak maka gunakan wadah yang besar sehingga mampu menampung banyak burayak. 

Sementara untuk pembesaran, dapat digunakan wadah seperti toples kecil. 

Setiap wadah untuk menempatkan satu ekor cupang.

C. Air Sebagai Media

Di habitat aslinya, cupang hidup di air sungai atau rawa-rawa yang memiliki nilai pH cenderung netral (6,5-7,2). 

Namun demikian, untuk memelihara cupang, air PAM bisa digunakan, tetap harus diendapkan minimal 12 jam terlebih dahulu di dalam toren besar. 

Hal ini untuk mengurangi kadar kaporit yang terkandung di dalam air PAM tersebut. 

Jika kondisi air tidak disesuaikan, cupang akan menjadi tidak nyaman, bahkan dapat menyebabkan kematian. 

Kriteria air yang digunakan dalam beternak cupang adalah tidak boleh tercemar dan mengandung bahan kimia seperti NO2,CO2, dan H2S yang dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.

D. Pakan 

Pakan untuk cupang biasanya berupa pakan alami seperti kutu air, artemia atau jentik nyamuk. 


Untuk mendapatkannya, sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan mencarinya di saluran air/ selokan. 

Namun penggunaannya harus dicuci terlebih dahulu sebelum diberikan ke ikan.

E. Sarana Pemeliharaan

Sarana yang dapat menunjang beternak cupang antara lain tandon air, aerator, ember, selang, dan serokan. 

Sementara itu, daun ketapang juga dibutuhkan untuk menaikkan keasaman air. 

Selain itu, diperlukan juga obat-obatan seperti garam dan methylene blue untuk mencegah cupang sakit.

F. Teknik Beternak Cupang

Untuk memulai beternak cupang, dapat melakukan pembenihan sendiri, kemudian membesarkannya sampai diperoleh cupang yang berkualitas, entah untuk cupang adu atau cupang hias. 

Tahapan pembenihan terdiri dari pemijahan induk, penetasan telur, dan pemeliharaan burayak. 

Sementara pembesaran bertujuan untuk mendapatkan cupang hias atau cupang adu.

1. Pemijahan

Kegiatan pemijahan dilakukan untuk mendapatkan keturunan yang nantinya dijual atau diikut sertakan dalam kontes. 

Adapun tahapan pemijahan dijelaskan sebagai berikut :

a. Pemilihan Induk

Perbandingan jantan dan betina yang dipijahkan adalah 1 : 1. 

Sebelum disatukan, perawatan jantan dan betina dilakukan terpisah.

Jika keduanya telah menunjukkan tanda-tanda matang kelamin, baru disatukan. 


Kualitas keturunan yang dihasilkan oleh cupang tergantung dari kualitas induk. 

Oleh karena itu, perlu diperhatikan kondisi indukan yang akan dipijahkan. 

Berikut ini adalah kriteria induk cupang yang sehat dan siap untuk dipijahkan.
  1. Berasal dai gen yang unggul berdasarkan riwayatnya.
  2. Sehat disertai gerakan yang lincah dan atraktif.
  3. Bentuk tubuh sempurna (tidak cacat)
  4. Warna yang cemerlang
  5. Matang kelamin.

b. Proses Pemjahan dan Pematangan Telur

Saat pemijahan di alam, cupang membutuhkan tempat yang mendukung untuk proses pemijahan, misalnya terdapat tanaman air yang berfungsi untuk menempelkan busa yang dikeluarkan oleh jantan. 


Oleh karena itu, sebelum pemijahan dilakukan, perlu dilakukan persiapan wadah yang "disulap" menjadi tempat pemijahan cupang. 

Berikut adalah proses pemijahan cupang :
  1. Siapkan wadah pemijahan, misalnya kotak akuarium, kemudian isi air dan beri daun-daun didalamnya seperti daun ketapang, daun pisang dan enceng gondok.
  2. Masukkan jantan terlebih dahulu ke dalam wadah, sementara betina diletakkan pada botol yang beruluran lebih kecil dan dimasukkan ke dalam wadah yang sama.
  3. Jantan yang terangsang akan membuat sarang busa.
  4. Jika busa dirasa cukup banyak (sekitar dua hari), lepaskan betina dari botolnya.
  5. Betina akan mengikuti jantan dengan gaya renang yang posisi kepalanya selalu dibawah.
  6. Jantan menggiring betina ke sarang busa yang telah dibuatnya.
  7. Jantan akan mengitari betina beberapa saat dan terlihat seperti membelit.
  8. Selanjutnya, betina mengeluarkan telur yang akan segera dibuahi oleh jantan.
  9. Telur yang berjatuhan akan diambil oleh jantan dan ditempelkan di sarang busa yang telah dibuat.
  10. Perkawinan dapat terjadi berulang kali dalam jangka waktu 3-4 jam dengan jumlah telur  sekitar 1.000-2.000 butir.
  11. Pindahkan betina ke tempat penampungan induk semula.
  12. Jantan akan bertugas sebagai singel parent dalam merawat telur. Setelah telur menetas, pindahkan induk jantan ke wadah pemeliharaan induk.
  13. Larva cupang akan menggunakan kuning telurnya sebagai cadangan makanan.
  14. Setelah berumur 3-4 hari, berikan kutu air sebagai pakan.

2. Perawatan Burayak

Larva cupang yang sudah menetas akan tumbuh menjadi anakan cupang (burayak) dengan ukuran panjang tubuh 3-12 mm. 

Pakan kutu air diberikan pada dua minggu pertama. 

Setelah itu, beri jentik nyamuk sampai berumur 1 bulan, yakni sampai terlihat bersirip. 

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pendederan burayak :

a. Siapkanwadah yang bersih. Pemeliharaan burayak bisa dilakukan secara bersamaan dalam satu wadah seperti akuarium atau streofoam. Tambahkan aerasi agar suplai oksigen terpenuhi.
b. Pelihara burayak dengan memberi pakan berupa kutu air sampai berumur 1,5-2 bulan. Untuk mempercepat pertumbuhan anakan, pemberian kutu air bisa diselingi dengan cacing rambut. Ikan bisa diberi kutu air dan diselingi dengan cacing rambut.
c. Setelah dua bulan, lakukan seleksi untuk memisahkan burayak yang sakit atau cacat, dengan sehat dan normal. Lakukan seleksi pada sore hari karena cupang tidak begitu aktif pada waktu tersebut.
d. Pindahkan burayak yang sehat ke dalam wadah pembesaran seperti toples atau kotak akuarium kecil.
e. Obati cupang yang sakit dengan merendamnya dalam larutan 0,1 % garam ikan per volume air atau menggunakan methylene blue dengan dosis 1 tetes untuk 4 liter air. Biasanya, dalam kurun waktu 3-5 hari ikan sudah terbebas dari jamur.

3. Pembesaran

Setelah berumur 1,5-2 bulan, cupang akan masuk ke dalam kategori dewasa. 

Cupang jantan akan memiliki sifat agresif sehingga akan menyerang sesamanya jika daerah kekuasaannya terusik. 

Untuk itu, pada proses pembesaran cupang diletakkan ke dalam masing-masing wadah yang berbeda.

Untuk mendapatkan cupang yang berkualitas, saat masa pendederan dan pembesaran perlu dilakukan proses pemeliharaan dan pengontrolan yang baik, terutama dalam hal pemberian pakan dan kelayakan kualitas air pemeliharaan. 


Oleh karena itu, cupang yang dimasukkan ke dalam wadah pembesaran haruslah cupang yang sehat dan normal.

Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pembesaran cupang :
  1. Siapkan wadah-wadah kecil, bisa berupa toples atau akuarium berukuran mini.
  2. Masukkan tiap-tiap individu cupang ke dalam wadahnya masing-masing.
  3. Berikan sekat antar wadah jika diletakkan secara bersebelahan.
  4. Selama pemeliharaan, berikan pakan berupa kutu air dan jentik nyamuk (untuk tujuan kontes) atau cacing sutera/cacing beku (bila tidak untuk tujuan kontes).
  5. Ganti air pemeliharaan secara rutin (2-3 hari sekali) dan bersihkan kotoran air di dasar wadah dengan penyiponan. Lakukan secara hati-hati, kemudian tambahkan air yang baru sebanyak air yang dibuang.
  6. Lakukan pencatatan jalur keturunan untuk mengetahui asal-usul cupang.

4. Pengendalian Penyakit

Cupang terkenal memiliki alat pernafasan tambahan di daerah insang sehingga sanggup hidup di daerah yang miskin oksigen. 

Namun, cupang rentan terhadap penyakit. 

Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengendalikan penyakit sehingga meminimalisir kegagalan dalam beternak adalah sebagai berikut :
  1. Bersihkan pakan alami sebelum diberikan pada cupang.
  2. Lakukan pergantian air minimal 2-3 hari sekali.
  3. Tempatkan wadah pemeliharaan di tempat teduh dan tidak terkena siraman hujan secara langsung.
  4. Jika ikan sakit maka lakukan karantina dan pengobatan sesegera mungkin.

G. Cupang Kontes

Sebenarnya, untuk mendapatkan cupang yang berkualitas dan layak untuk maju ke ajang kontes cukup sulit. 

Para penghobi diharuskan menggunakan induk yang telah menjadi juara di berbagai kontes. 

Oleh karena itu, biaya yang dibutuhkan untuk indukan tidak murah. 

Bahkan, tidak sedikit pemilik yang mempertahankan cupang juara milikinya walaupun telah ditawar dengan nominal yang tinggi. 

Hal ini karena cupang juara tersebut diharapkan dapat menghasilkan calon cupang-cupang juara di masa yang akan datang.

Cara lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan cupang berkualitas kontes adalah dengan mendatangi pemilik cupang juara dan membeli burayak cupang yang telah dihasilkan. 

Bisa juga dilakukan dengan mendatangi toko-toko yang khusus menjual cupang-cupang dengan kualitas kontes dan melakukan percobaan penyilangan sendiri antar induk sehingga nantinya dihasilkan cupang yang bisa diikutkan kontes.


Terdapat dua kategori cupang yang dapat diikutkan kontes, yaitu cupang hias dan cupang adu. 

Cupang hias memiliki nilai lebih dalam bentuk sirip, warna yang atraktif, serta gerakan yang anggun. 

Jenis cupang hias yang sering dilombakan dalam kontes ikan cupang hias, diantaranya cupang plakat, serit, halfmoon, doble tail, dan giant.

Penilaian terhadap cupang adu lebih sederhana dari cupang hias, yakni yang kuat yang akan menang. 

Namun, untuk mendapatkan cupang adu juara dibutuhkan proses yang tidak mudah, yaitu harus telaten dalam melatih dan menggemblengnya sampai siap menjadi cupang adu.

Terkadang, dari beberapa hasil penyilangan tidak juga diperoleh cupang yang bagus atau memiliki bentuk yang proporsional sehingga tidak layak untuk dikonteskan. 

Namun, jangan khawatir karena cupang dengan kondisi tersebut masih bisa dijual secara eceran dengan harga yang tentunya lebih murah. 

Para pembeli cupang ini biasanya akan membeli dalam jumlah besar untuk kemudian dijual kembali.

Baca Juga Disini : 

Cara Mengatasi Perontokan Bulu Ayam Petelur dan Proses Dalam Memanen Telur