Bagi sebagian penghobi, landak dijadikan sebagai koleksi karena ingin memiliki pemeliharaan yang unik.
Bahkan, mereka rela mengeluarkan kocek yag cukup dalam.
Bagi para penghobi, nominal uang yang besar tidak akan terlalu dipikirkan karena jika dibandingkan dengan sensasi gengsi yang dirasakan saat memiliki peliharaan yang unik.
Dengan memilikinya kepuasan batinlah yang dirasakan oleh para penghobi, terlebih jika berhasil menernakkan sendiri.
Keunikannya selain treletak pada ukuran dan beratnya yang mini (sekitar 200-700 gram), landak mini juga terbilang jinak sehingga tidak masalah bila dibawa-bawa saat bepergian.
Di habitat aslinya, landak merupakan hewan yang agresif, bahkan dapat berlari dengan kencang dan masuk ke dalam tanah yang merupakan sarangnya.
Landak memiliki kebiasaan yang unik ketika menghindari pemangsanya, yakni dengan menggulung diri atau mengembangkan "bulu" kerasnya seperti bola duri.
Landak mini berbeda dengan landak yang dialam pada umumnya karena durinya lebih pendek, yakni hanya sekitar 2-5 cm, sedangkan landak biasa bisa mencapai 15 cm atau lebih.
Selain itu, duri landak mini tidak memiliki kait dan cenderung lunak sehingga tidak akan mudah tersangkut atau menyebabkan luka.
a. Tempat Pemeliharaan
Untuk memelihara landak mini tidak membutuhkan lahan khusus dan luas.
Tempat atau lokasi pemeliharaan bisa memanfaatkan salah satu ruangan di dalam rumah yang tidak terpakai, yakni bisa berupa kamar atau gudang penyimpanan.
b. Sarana dan Prasarana Pendukung
Memelihara landak mini membutuhkan sarana dan prasarana pendukung yaitu sebagai berikut :
1. Wadah pemeliharaan
Seperti halnya hamster, landak mini juga membutuhkan wadah pemeliharaan yang nyaman.
Hal ini tentu bertujuan agar perkembangannya optimal.
Berikut adalah beberapa langkah menyiapkan wadah pemeliharaan landak mini :
a. Siapkan wadah kosong (akuarium, baskom kotak, lemari vertikal). Sesuaikan dengan jumlah landak yang akan dipelihara.
b. Tebarkan serbuk kayu kira-kira setebal 3 cm sebagai alas wadah.
Serbuk kayu sebagai media bertujuan agara kotoran dan urin landak mini tidak menempel di dasar kandang, tetapi terserap serbuk kayu tersebut.
Dengan demikian, mudah untuk dibersihkan.
Baca Juga Disini : 6 Cara Ternak Lovebird Mudah dan Lengkap Bagi Pemula
6 Cara Budidaya Ternak Ayam Petelur Lengkap dan Mudah Untuk Pemula
Cara Ternak Ayam Pedaging (Broiler) Lengkap Bagi Pemula
2. Pakan
Di habitatnya, landak mini adalah hewan pemakan serangga.
Namun seiring masa pemeliharaannya, ternyata landak mini dapat diberi pakan berupa makanan anjing atau makanan kucing.
Untuk variasi, dapat diberi pakan tambahan seperti ulat hongkong dan jangkrik.
Setelah masa penyapihan selesai, pemberian susu sebaiknya dihindari karena usus landak sudah menjadi sensitif terhadap susu dalam jumlah banyak.
Untuk itu, air minum harus selalu tersedia di dalam wadah.
Begitu pula dengan pemberian pakan, jangan terlalu berlebihan dan jangan dibiarkan terlalu lama di dalam wadah.
Jika ada sisa pakan, segera diambil dan diganti dengan yang baru.
3. Sarana Pendukung Lainnya
Sarana pendukung yang juga harus ada di dalam wadah pemeliharaan landak mini adalah serbuk kayu serta wadah dan minum.
Landak mini juga suka bermain seperti hamster.
Untuk itu, sediakan juga mainan di dalam wadah pemeliharaan.
C. Cara Ternak Landak Mini
Sama seperti hamster, landak inipun tetap akan berkembang biak jika dibiarkan begitu saja.
Namun, untuk mendapatkan hasil yang bagus perlu diperhatikan faktor-faktor yang penting saat proses perkawinan dan perawatan pasca melahirkan.
1. Pemilihan Induk
Induk landak mini yang dipilih untuk dikawinkan sebaiknya yang telah berusia enam bulan ke atas.
Pada usia ini, landak mini sudah matang secara reproduksi dan siap mental.
Jika mengawinkan induk yang usianya di bawah enam bulan, induk betina belum terlalu peka naluri keibuannya sehingga dikhawatirkan tidak mau menyusui anak-anak yang dilahirkannya.
Dalam setahun, landak mini kawin sebanyak 2-3 kali dengan jumlah anak sekitar 4-7 ekor.
Landak mini jantan yang sudah siap kawin akan ditandai dengan perutnya yang membesar dan alat kelaminnya membengkak.
Letak alat kelamin memiliki jarak yang cukup berjauhan dengan anusnya.
Sementara pada betina jarak alat kelamin dengan anusnya berdekatan dan jika bagian bawahnya diraba, akan terasa adanya puting susu.
2. Proses Kawin
Di kalangan peternak, dikenal dua cara mengawinkan landak.
Cara pertama, dengan menyatukan langsung induk janatn dan betina dalam satu wadah dan membiarkannya selama 30 hari.
Kemudian setelah 30 hari keduanya dipisahkan karena kemungkinan perkawinan berhasil dan induk betina diharapkan sudah bunting.
Cara kedua adalah dengan metode pisah, yakni jantan dan betina distukan dalam wadah selama tiga hari, kemudiaan dipisahkan kembali selama 2 hari.
Hal ini dilakukan selama satu bulan. Selanjutnya, bisa dilakukan seperti cara pertama.
Di habitat aslinya, prosesi perkawinan landak akan disertai dengan suara jantan yang menyerupai dengkuran.
Jantan akan menari-nari kecil dihadapan betina sampai betina tertarik.
Jika baru pertama kali beternak landak mini, jangan heran bila akan terjadi sedikit keributan.
Berikut adalah proses kawin dari landak mini yang terbilang cukup unik.
a. Ketika jantan dan betina disatukan dalam satu wadah, jantan yang tertarik kepada betina akan menari-nari memperlihatkan perutnya yang besar sambil mengelilingi betina.
Tarian tersebut diiringi dengan dengkuran yang beritme.
b. Ketika tarian berakhir, jantan akan mengendus-ngendus betina.
c. Jika betina merasa cocok dengan si jantan maka akan terjadi perkawinan yang disertai dengan kegiatan menggigit dan mendesis.
Selanjutnya, jantan mengelilingi betina sekitar 10-12 kali.
d. Betina kemudian akan pasrah untuk kemudaian merebahkan durinya.
Selanjutnya, jantan akan manaiki betina sambil menggigit bahu betina hingga proses perkawinan selesai.
Setelah proses kawin selesai, betina harus dipisahkan dari jantan dan diletakkan pada tempat khusus.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko anak yang dilahirkan dimakan oleh jantan karena faktor stres.
Saat bunting, induk betina akan menjadi sangat agresif.
Oleh karena itu, kegiatan membersihkan kandang sebaiknya dikurangi.
Saat membersihkan, jangan membuang seluruh serbuk kayu, tetapi buang kotorannya saja.
Letakkan sisanya , kemudian tambahkan serbuk kayu yang baru ke dalam wadah.
Baca Juga Disini : Cara Mudah Beternak Jangkrik di Rumah Untuk Pemula