Pada umumnya, kubis adalah tanaman herba semusim berbatang pendek dan memiliki ruas, yang merupakan tempat duduknya daun.
Pada stadium bibit, perbedaan antar jenis tanaman sulit dibedakan. Setelah tumbuh beberapa waktu, tanaman baru dapat dibedakan berdasarkan ciri-cirinya masing-masing.
Bunga kubis memiliki mahkota berwarana kuning, dan tersusun dalam tandans, penyerbukannya dibantu oleh serangga.
Biji yang terdapat di dalam buah yang berupa silique (polong). Biji tersebut berukuran kecil, berbentuk bulat dan berwarna kecoklatan.
Beberapa jenis kubis yang banyak diusahakan secara komersial adalah kubis telor, kubis bunga, kubis tunas, kale dan korabi.
Di Indosesia, jenis kubis yang banyak diusahakan adalah kubis telor, kubis bunga dan brokoli.
Adapun cara tanam kubis adalah sebagai berikut :
1. Perbanyakan Tanaman
Pada umumnya kubis diperbanyak menggunakan biji, meskipun ada juga yang diperbanyak dengan setek batang.
Kubis yang diperbanyak dengan setek batang, yaitu kubis lokal, seperti kultivar Argalingga.
Dalam penyiapan benih hendaknya diperhatikan agar benih yang dipilih berasal dari varietas unggul yang jelas (tepat jenis) dengan potensi hasil yang sesuai karakteristik varietas tersebut, dan sehat (bebas dari serangan organisme pengganggu).
Tingkat kemurnian benih minimal 95% dengan daya kecambah minimal 90% dan vigor yang tinggi.
Selain itu, varietas yang diusahakan hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi agroklimat setempat.
Untuk itu, benih kubis hendaknya diperoleh dari kios penjual yang resmi, kemasannya utuh, belum kadaluarsa, dan berlabel (bersertifikat).
Biji-biji kubis disemaikan terlebih dahulu sebelum dipindah ke lapang. Persemaian merupakan kegiatan menebarkan benih di tempat penyemaian sebelum penanaman di lahan.
Media semai terdiri dari tanah dan pupuk organik yang sudah dihaluskan dengan perbandingan 2 : 1, yang ditempatkan di kotak persemaian berupa kotak kayu ukuran 1 x 2 meter (volume disesuaikan dengan kebutuhan).
Ketebalan media semai kurang lebih 5 cm. Persemaian harus terlindungi dari semut, rayap atau serangga lainnya, dan juga harus terlindung dari terik matahari dan percikan air hujan.
Untuk mempermudah perkecambahan, dapat dilakukan skarifikasi sebelum benih disemai.
Skarifikasi dilakukan dengan cara merendam benih di dalam air hangat selaama 15-20 menit, lalu ditirskan selama 1 malam.
Penanaman benih pada media semai dilakukan dengan cara ditabur, lalu benih ditutup dengan selapis tipis tanah, kemudian ditutup karung goni.
Dua atau tiga hari kemudian karung goni diangkat (dibuka), namun persemaian tetapi dilindungi dari terik matahari dan terpaan hujan.
Penyiraman dilakukan dengan menyemprotkan air menggunakan hand sprayer setiap pagi hari selama kurang lebih 1 minggu (perkecambahan biji memakan waktu 4-5 hari).
Kebutuhan benih untuk areal 1 ha adalah 300-400 gram.
2. Aklimatisasi
Sebelum dipindahkan ke lapang, bibit hendaknya di aklimatisasikan secara perlahan-lahan selama kira-kira 2 minggu.
Aklimatisasi dilakukan dengan memindahkan benih-benih kubis yang sudah cukup umur, secara visual tampak sehat dan kuat ke tempat pembesaran (pengadaptasian) bibit.
Kegiatan ini bertujuan untuk seleksi benih dari persemaian dan mempersiapkan benih yang telah disemai untuk mampu bertahan dan tumbuh dengan baik setelah di tanam di lahan.
Pemindahan benih dilakukan pada pagi hari sebelum jam 09.00 atau sore hari saat matahari tidak terlalu terik untuk menghindari kelayuan.
Benih yang terseleksi dari persemaian dipindahkan ke wadah aklimatisasi.
Wadah aklimatisasi dapat dibuat dari daun pisang dengan diameter 3-4 cm dan tinggi 4-5 cm, lalu diisi campuran pupuk organik dan tanah dengan perbandingan 2 :1.
Bibit yang tumbuhnya normal dan sehat dicabut dari kotak persemaian lalu ditanamkan di dalam wadah aklimatisasi sebanyak satu bibit per wadah.
Selanjutnya, bibit dibiarkan di dalam wadah ini selama 2 minggu sambil dilakukan penyiraman (penyemprotan air) setiap pagi hari.
3. Penanaman di Lapang
Pemindahan ke lapang (transplanting) dilakukan setelah bibit memiliki daun empat helai atau setelah berumur satu bulan sejak persemaian atau dua minggu setelah aklimatisasi.
Pemindahan yang terlambat pada kubis telor dapat menyebabkan krop kecil, sedangkan pada kubis bunga akan menyebabkan tanaman cepat berbunga.
Kondisi ini akan menyebabkan produksi tanaman tidak maksimal.
Untuk memudahkan penanaman dan menghindari kelayuan setelah penanaman, tanah hendaknya terlebih dahulu disiram sehingga kondisinya lembab.
Sebaiknya, penanaman dilakukan pada pagi hari (sbeblum pukul 9.00) atau sore hari (setelah pukul 16.00) untuk menghindari terjadinya stres pada tanaman akibat terpaan terik matahari.
Tanaman kubis biasanya di tanam pada bedengan dengan jarak tanam lebih kurang 60 x 75 cm.
Sebelum bibit ditanam, terlebih dahulu lubang tanam disiapkan dengan kedalaman 25-30 cm.
Ke dalam lubang dimassukkan pupuk kandang dengan dosis kurang lebih 1 kg per lubang, lalu diaduk merata dengan tanah.
Setelah media tanam siap, bibit dikeluarkan dari wadah persemaian dan ditanamkan berikut dengan tanah yang melekat pada akarnya.
Daerah di sekitar pangkal bibit ditutup dengan tanah dengan ketinggian 3-5 cm dari permukaan lubang tanam, lalu dipadatkan (padat ringan).
Jangan lupa menyiram media tanam agar kelembaban tetap optimal untuk pertumbuhan tanaman.
4. Pemupukan
Pemupukan didefinisikan sebagai upaya pemberian unsur-unsur hara tambahan pada tanaman untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya sehingga tanaman tumbuh optimal dengan kualitas dan kuantitas hasil yang baik.
Pupuk yang diberikan dapat berupa hanya pupuk organik atau kombinasi antara pupuk organik dengan pupuk anorganik (pupuk buatan).
Pupuk organik diberikan bersamaan dengan saat pengolahan tanah berupa pupuk kandang dari kotoran ruminansia dengan takaran 15 ton/ha.
Pemberian pupuk organik ini adalah memperbaiki sifat fisik tanah.
Tanaman kubis mengkonsumsi NPK dari tanah dalam jumlah besar.
Oleh karena itu, diperlukan pemupukan dengan pupuk anorganik ataupun pupuk buatan dengan dosis yang agak tinggi, tergantung pada ketersediaan unsur-unsur tersebut di dalam tanah.
Pada umumnya, dosis anjuran untuk pemupukan pada tanaman kubis adalah 100-112 kg/ha N, yang diberikan pada tanaman kubis.
Sementara itu, P diberikan sebanyak 22-122 kg/ha dan K sebanyak 70-220 kg/ha. Sebaiknya, pupuk buatan ini diberikan dua kali.
Yang pertama, saat tanaman berumur 2 minggu di lapang sebanyak setengah dari dosis anjuran, dan sisanya diberikan dua minggu kemudian.
Pupuk diberikan di dalam alur di sekeliling tanaman pada jarak kira-kira 5 cm dari pangkal batang, dan ditutup tanah.
Selain nitrogen, fosfor dan kalium, adakalanya tanah memerlukan suplai unsur hara mikro, seperti boron (B) dan molibdat (Mo).
Defisiensi boron dapat menyebabkan batang berongga (hollow stem) pada brokoli, dan defisiensi molibdat menyebabkan timbulnya kelainan, yang disebut whip tail pada kubis bunga, yang dicirikan daun berkerut dengan tepi yang tidak beraturan yang kadang-kadang sampai mendekati tulang daun utama.
5. Pemeliharaan
Tanaman kubis memerlukan tindakan seperti halnya tanaman sayuran lain.
Tindakan pemeliharaan rutin seperti pembersihan gulma pembumbunan (bila diperlukan), pemberian air dan perbaikan saluran drainase penting untuk diperhatikan.
Hal tersebut guna memberikan ruang tumbuh yang optimum bagi tanaman. Selain itu, untuk menghindari terjadinya serangan hama dan patogen penyebab penyakit.
Dengan pemeliharaan yang baik, akan diperoleh hasil dengan kuantitas dan kualitas yang maksimum.
Baca Juga Disini : 5 Cara Menanam Kentang Yang Mudah dan Lengkap