Tomat merupakan tanaman perdu semusim dengan sistem perakaran yang dangkal.
Batangnya bersegi dan berambut halus.
Bunga tomat berbentuk terompet, berwarna kuning dan berkelompok pada suatu tandan batang utama yang ketinggiannya dapat mencapai 2 meter.
Kebanyakan tomat memiliki sifat pertumbuhan yang indetermine (pucuknya tetap tumbuh vegetatif).
Pertumbuhan dan produksi tomat yang baik hanya akan diperoleh apabila tanaman ini diusahakan di lingkungan yang sesuai dengan syarat tumbuhnya.
Untuk itu, faktor-faktor lingkungan berupa tanah dan iklim yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat perlu mendapat perhatian guna hasil dengan kualitas dan kuantitas yang dikehendaki.
1. Perbanyakan Tanaman
Tanaman tomat diperbanyak secara generatif melalui biji yang disemaikan terlebih dahulu sebelum di tanam di lapang.
Untuk penanaman areal seluas 1 ha dibutuhkan sekitar 300-400 gram biji tomat.
Penyemaian biji dilakukan dengan menaburkannya secara hati-hati dalam barisan dengan jarak antara barisan kira-kira 5 cm.
Kecambah akan muncul dalam waktu 5-7 hari. setelah berumur 2 minggu, bibit dipindahkan ke kantong plastik atau polybag kecil, dan dipelihara sampai siap untuk ditanam di lapang, yaitu setelah bibit tersebut memiliki daun 4 helai atau berumur kira-kira 1 bulan.
2. Persiapan Lahan
Lahan yang akan dijadikan areal pertanaman tomat hendaknya tidak ditanami dengan tanaman dari famil yiang sama (Solanaceae) seperti terong dan cabai setidaknya selama satu musim tanam.
Sebaiknya, lahan adalah bekas areal penanaman tanaman dari famili Poaceae (padi, jagung, tebu) atau dari famili Amarylidaceae (bawang merah dan bawang bombay).
Hal ini bertujuan untuk memutus siklus hidup serangga hama dan patogen penyebab penyakit yang dapat menyerang pertanaman tomat.
Lahan yang sudah dibersihkan dari sisa tumbuhan, tunggul dan sampah, dibajak atau dicangkul sedalam 30-40 cm, lalu dibiarkan terkena sinar matahari selama 2 minggu untuk membuang gas beracun dan mendorong terjadinya dekomposisi bahan-bahan organik.
Selanjutnya, tanah dicangkul lagi sampai gembur sambil membuat bedengan setinggi 30-50 cm (penanaman musim kemarau) atau 50-75 cm (penanaman musim penghujan) dengan lebar 90-100 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Jarak antar bedengan atau parit lebih kurang 50 cm.
Setelah bedengan siap, langkah selanjutnya adalah pemasangan mulsa plastik hitam perak dengan ukuran lebar 100-125 cm.
Pemasangan mulsa hendaknya dilakukan siang hari, saat sinar matahari terik dan plastik mulsa memuai sehingga mudah ditarik untuk menutup bedengan dengan rapat.
Permukaan berwarna perak menghadap ke atas, sedangkan yang berwarna hitam menghadap ke tanah.
Setelah mulsa terpasang, selanjutnya dibuat lubang tanam menggunakan kaleng pelubang berdiameter lebih kurang 10 cm yang dipanaskan.
Lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang akan digunakan.
3. Penanaman
Jarak tanam tomat di dalam barisan dan jarak antara barisan tergantung pada sifat pertumbuhan tanaman (determinate, semi determinate atau in determinate) dan apakah tanaman diberi lanjaran (penopang) atau dibiarkan tanpa lanjaran.
Apabila menggunakan lanjaran, maka tomat ditanam dengan jarak 30-45 cm di dalam barisan dan 1- 1 sperempat antar barisan.
Sedangkan bila tanpa lanjaran, tomat ditanam dengan jarak 50-60 cm di dalam barisan dan 1 seperempat sampai 1 setengah meter antar barisan.
Penanaman dilakukan pada sore hari agar bibit tidak layu akibat teriknya sinar matahari.
Bibit yang akan ditanam hendaknya memiliki pertumbuhan yang normal, lurus dan perakarannya berkembang dengan baik.
Polybag bibit digunting dan dilepaskan secara hati-hati, jangan sampai tanahnya pecah.
Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disiapkan dengan kedalaman sebatas leher akar atau pangkal batang.
Diupayakan agar daun-daun bibit tidak bersentuhan dengan mulsa karena cahaya matahari dapat menyebabkan mulsa menjadi panas yang dapat berakibat pada terbakarnya daun-daun.
4. Pemupukan tanah
Kebanyakan tanah yang ditanami tomat menghendaki pemupukan kira-kira 112 kg/ha N, 22 kg/ha P dan sejumlah kecil K (bila diperlukan).
Dianjurkan untuk melakukan pemupukan awal dengan N sebanyak 11 kg/ha dan P sebanyak 17 kg/ha, yang ditempatkan 3-5 cm dibawah bibit pada waktu tanam.
Sisa pupuk diberikan di dalam alur, disekitar batang dengan jarak kira-kira 5 cm dari pangkal batang, kemudian laur ditutp dengan tanah.
Pupuk kandang dapat diberikan sebagai pelengkap (suplemen) dengan takaran 20 ton/ha pupuk kandang kering.
Pupuk tersebut dapat diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah dan dicangkul merata atau diberikan pada setiap lubang tanam dengan takaran setengah sampai 1 kg per lubang.
5. Pemeliharaan
Tanaman tomat menghendaki kelembaban tanah yang memadai selama massa pertumbuhannya.
Ketika tanaman masih kecil, hendaknya sering disiram, namun penyiraman dapat dikurangi seiring dengan semakin besarnya tanaman karena jangkauan perakarannya sudah semakin luas sehingga lebih mudah mendapatkan air.
Akar tanaman tomat dapat tumbuh hingga mencapai kedalaman 1,2-1,5 meter atau lebih, kecuali dihambat oleh suatu lapisan yang tidak dapat ditembus.
Misalnya, lapisan batu-batuan atau permukaan air di dalam tanah.
Pengunaan air oleh tanaman tomat tergantung pada suhu udara.
Pada cuaca dingin, hanya 3 mm air digunakan untuk evapotanspirasi per hari pada satu areal perkebunan tomat.
Sementara itu, pada cuaca panas evapotranspirasi dapat mencapai 10 mm perhari.
Apabila selama masa pembesaran buah terjadi defisit air yang disertai dengan defisiensi kalsium maka buah akan mengalami kelainan fisiologis yang disebut blossom end rot.
Kelainan fisiologis ini dicirikan oleh munculnya bintik berwarna coklat pada bagian blossom end (yaitu bagian ujung buah).
Pada kondisi yang parah, lebih dari separuh bagian buah dapat mengalami lesi (kematian jaringan).
Dari luar, tanda-tanda awal blosson end rot tidak terlihat, namun bagian nekrotik dari jaringan mati berwarna coklat terdapat dibawah permukaan kulit buah pada bagian blossom end.
Tindakan pemeliharaan yang lain adalah pemangkasan ringan.
Ketika tanaman berumur 1 setngah bulan atau bersamaan dengan pemupukan susulan pertama, cabang-cabang samping dipangkas sehingga hanya menyisakan 1 atau 2 cabang utama pada setiap tanaman.
Setiap tunas yang tumbuh pada ketiak daun dibuang karena dapat mengurangi hasil.
Tomat menghendaki pengendalian hama dan patogen penyebab penyakit yang intensif.
Baca Juga Disini : 6 Cara Mudah Menanam Cabai Lengkap