Dalam masa hidupnya, semua unggas mengalami suatu periode saat bulu-bulu yang terdapat pada tubuhnya lepas dan berganti dengan bulu-bulu yang baru.
Keadaan ini di kenal dengan istilah rontok bulu atau peranggasan (molting). Molting merupakan proses perontokan bulu setelah mencapai masa produksi tertentu.
Perontokan bulu biasanya terjadi pada ayam yang telah berumur sekitar 75-80 minggu atau menuju apkir dengan produksi telur sudah dibawah 50%.
Secara alami, setiap ayam petelur akan mengalami perontokan bulu apabila telah berproduksi cukup lama.
Molting berhubungan dengan produksi telur yang biasanya menyebabkan penurunan produksi, hingga akhirnya berhenti bertelur sama sekali.
Selain itu, ayam juga akan mengalami penurunan bobot badan. Terjadinya molting pada ayam akan dimulai dari bulu yang paling dekat dengan sayap.
Rontok bulu hanya terjadi pada bulu primer. Bulu primer adalah bulu-bulu besar yang terdapat pada sayap dan terletak di bagian luar apabila sayap dibentangkan.
Setiap ekor ayam umumnya mempunyai bulu primer sebanyak 10 buah. Bulu primer dan bulu sekunder dipisahkan oleh sayap.
Ayam yang mengalami rontok bulu awal akan kehilangan satu helai bulu primer setiap dua minggu. Setiap terjadi bulu rontok, ayam akan berhenti bertelur.
Kondisi ini kerap disebut early molting dan ayam seperti ini sebaiknya di apkir. Pasalnya, kondisi early molting memerlukan waktu lebih dari enam bulan untuk memperbaiki buku primer dan mulai berproduksi lagi.
Namun, sebelum memutuskan mengapkir ayam, perlu dipertimbangkan mengenai produksi telur secara keseluruhan,.
Pasalnya, jika mengapkir ayam artinya akan mengurangi jumlah produsen sehingga justru akan berisiko menurunkan produksi telur.
Untuk mempertahankan atau memperpanjang produksi telur, peternak dapat mempercepat molting.
Prinsip dasar dari mempercepat molting adalah membatasi cahaya serta tidak memberi pakan dan minum selama beberapa hari. Ayam yang akan melalui program ini harus dalam kondisi sehat.
Berikut tahapan mempercepat molting hingga dapat mengembalikan produksi telur hingga 50% dalam waktu sekitar enam minggu.
1. Pada hari pertama, pencahayaan perlu dikurangi. Misalnya, kandang terbuka tidak perlu diberi cahaya tambahan.
2. Ayam tidak akan diberi pakan hingga hari ke-10 tetapi air minum akan tetap diberikan.
3. Pada hari ke-10, beri kerabang (shell).
4. Pada hari ke-11, beri pakan layer dan lakukan program pencahayaan seperti biasanya.
Bobot ayam perlu di cek setiap minggu. Selama periode produksi, bobot ayam harus sesuai dengan standar bobot ayam yang direkomendasikan.
Terlebih apabila ada ayam yang terlihat ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ayam yang lainnya, kecurigaan terhadap stres atau sakit harus segera diselidiki.
Memanen Telur
Ayam mulai bertelur pada umur 17-19 minggu. Hal ini karena teknologi genetik ayam yang mengalami perbaikan dan penelitian secara terus-menerus sehingga mampu memberikan hasil yang optimal.
Dari sisi produksi telur, evolusi genetik ayam petelur selama 30 tahun terakhir mampu menghasilkan tambahan tiga butir dalam satu periode produksi.
Selama 60 minggu produksi, seekor ayam dapat menghasilkan 320-400 butir setara 20-25 kg. Yang artinya rata-rata produktivitas ayam petelur yang optimal dapat menghasilkan sekitar satu butir telur setiap harinya.
Proses pembentukan telur membutuhkan waktu 23-26 jam dari proses pembentukan kuning telur (yolk) hingga menjadi telur yang siap dikeluarkan.
Proses pembentukan telur akan terganggu apabila terdapat gangguan pada ayam, seperti stres, infeksi penyakit, atau masalah pakan.
Secara umum, telur berbentuk bulat lonjong (shape). Namun, dalam prosesnya pasti ada yang ukurannya tidak seragam.
Ketidakseragaman bentuk telur dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal seperti umur dan pakan, air, lingkungan, kondisi kesehatan ayam, siklus bertelur, keseragaman ukuran tubuh, dan keterlambatan bertelur.
Telur ayam biasanya berwarna putih, krem atau cokelat. Warna telur disebabkan proses pigmentasi ketika telur berada di uterus. Pigmen ini tersimpan di dalam kerabang telur.
Warna telur bervariasi tergantung dari bibit dan strain ayam yang dipelihara.
Warna telur kadang-kadang dikaitkan dengan sisi bisnis, seperti masyarakat di Eropa sebagian besar menyukai telur berwarna putih. Sedangkan masyarakat di Asia lebih menyukai telur yang berwarna krem atau cokelat.
Baca juga : Cara Memelihara Ayam Dara atau Grower
A. Teknis Memanen
Panen telur dapat dilakukan beberapa kali dalam satu hari. Produksi telur yang terbanyak (60% dari total produksi per hari) biasanya terjadi pada pagi sampai siang hari.
Sejak awal ayam bertelur, telur harus segera diambil dan dicatat dalam buku laporan produksi harian. Pencatatan produksi telur dapat dilakukan harian atau mingguan.
Pada setiap harinya, pengambilan telur dilakukan pada pagi hari setelah pemberian pakan dan minum, yaitu sekitar pukul 08.00-09.00.
Kemudian pengambilan kedua dilakukan sekitar pukul 11.00, kemudian pengambilan ketiga dilakukan sekitar pukul 14.00 dan terakhir sekitar pukul 16.00.
Telur yang diambil diletakkan didalam eggs tray (wadah khusus telur). Sebelum pengambilan telur, eggs tray harus sudah tersedia di dekat kandang. Bagian telur yang tumpul diletakkan dibagian atas eggs tray.
Saat pengambilan telur, peternak sebaiknya sambil melakukan seleksi telur. Telur yang retak, abnormal dan tipis langsung dipisahkan.
Sementara itu, telur yang bagus disimpan di dalam eggs tray yang berbeda. Untuk mempermudah penghitungan, setiap 10 eggs tray langsung diikat dan disatukan.
Telur yang sudah di ambil biasanya langsung dikirim ke gudang atau tempat penyimpanan. Sebelum dikirim ke pasar atau konsumen, telur di seleksi kembali dan ditimbang di tempat penyimpanan telur.
Jika telur diletakkan dalam bentuk peti, penimbangan telur setiap 15 kg per peti. Namun, jika menggunakan eggs tray karton, penimbangan biasa dilakukan setiap 10 eggs tray.
Telur mempunyai struktur yang sangat khas. Bagian utamanya adalah putih telur (albumen), kuning telur (yolk) dan kulit telur (egg shell).
Kuning telur (yolk) berada di tengah-tengah telur yang diikat oleh membrane kalaza dan dikelilingi oleh putih telur.
Secara keseluruhan, bagian dalam telur dilindungi oleh kulit telur yang mengandung unsur kalsium karbonat.
B. Permasalahan Pada Hasil Panen Telur
Telur normal yang baru keluar dari tubuh induknya mempunyai mutu yang terbaik. Semakin lama umur penyimpanan, mutu telur akan semakin menurun.
Berikut beberapa permasalahan lain pada telur yang dapat terjadi akibat kesalahan selama budi daya dan penanganan telur.
1. Telur mudah retak
Penyebab telur mudah retak di tangan konsumen diantaranya kerabang telur terlalu tipis, kesalahan selama distribusi, terlalu banyak telur dalam satu wadah peti, penanganan panen kurang hati-hati, dan kondisi kandang atau kesehatan ayam yang kurang baik.
Telur yang memiliki kerabang tipis biasanya dipengaruhi oleh serangan penyakit, umur dan strain ayam, suhu kandang terlampau panas, kekurangan unsur kalsium pada pakan ayam, dan defisiensi vitamin D.
2. Fisik telur jelek
Kulit telur bagian luar terkadang berbintik-bintik atau terlalu kotor. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengambilan telur tidak sering, penyimpanan telur yang salah karena terlalu lembap (di bawah 75%), dan kondisi kandang terlalu kotor.
Karena itu, membersihkan kandang harus dilakukan secara rutin. Selain itu, penanganan pasca panen nya juga harus tepat.
Baca juga disini : Beberapa Penyakit Yang Sering Menyerang Ternak Sapi dan Cara Pengobatannya