Bibit jamur diperoleh dengan cara khusus, teknologinya berbeda sama sekali dengan teknik produksinya.
Cara membuat bibit jamur, cara tradisional dapat dilakukan sebagai berikut :
- Kumpulkan jamur-jamur yang sudah tua
- Jamur tersebut diiris sampai lumat dengan pisau, agar spora berukuran 0,15 mm dapat rontok, lalu kumpulkan untuk dikeringkan.
- Irisan kering yang bercampur dengan spora tersebut dimasukkan dalam botol yang sudah disterilkan dengan cara diuapi atau dikukus.
- Bibit yang telah siap dimasukkan dalam lubang bibit pada batang kayu yang sudah disiapkan.
Lubang bibit dapat dibuat/dicungkil dengan pisau ukuran 1 x 1 x 1 cm. Gunakan tusuk sate untuk memasukkan bibit spora ke dalam lubang kayu yang sudah disiapkan.
Tutup kembali lubang tersebut dengan sisa kayu penutup lubang. Tusuk sate tersebut harus bersih dengan cara harus dicelupkan terlebih dahulu ke dalam air panas sebelum dipergunakan.
Bahan untuk media tumbuh adalah potongan kayu, panjang kira-kira 1 meter, diameter 15-20 cm.
Kayu yang dipilih agak kuat, mulai tua dan tidak mudah keropos. Kayu dipilih dari jenis saninten, atau sarangan.
Cara budidaya tradisional
- Cari kayu yang berdaun lebar (sebesar betis) kemudian dipotong-potong sepanjang 50-100 cm.
- Biarkan di alam terbuka hingga kering
- Setelah kering betul, direndam 2 x 24 jam.
- Lubangi permukaan kayu dengan bor dengan garis tengah 10-12 mm dalamnya 2,5-3 cm, jarak antar lubang 15-20 cm.
- Bibit dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan menggunakan pinset yang telah disterilkan, kemudian ditutup dengan lilin cair. Satu botol susu bibit (0,5 liter) untuk 0,5 meter kubik kayu.
- Simpan dalam ruangan dengan suhu antara 25-28 derajat celcius.
- Apabila sekitar lubang sudah menjadi putih warnanya, pindahkan ke tempat pemeliharaan yang sudah disiapkan, yang suhu dibawah 28 derajat celcius dengan kelembaban 90%. Di simpan berdiri dengan jarak antar lubang 10 cm.
- Pada bulan ke 2, jamur mulai tumbuh dan dapat di panen selama 2-3 tahun.
Beberapa tahapan dalam budidaya jamur tiram yang perlu diperhatikan yaitu :
- Persiapan bahan
Bahan yang harus di siapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa.
- Pengayakan
Pengayakan nya sama dengan untuk mengayak pasir, pengayakan harus mempergunakan masker, karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir.
- Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang harus sesuai dengan kebutuhan, dicampur dengan serbuk gergaji, selanjutnya di siram dengan air sekitar 50-60% atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.
- Pengomposan
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakuka dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastik.
- Pembungkusan (Pembuatan Boglog)
Pembungkusan menggunakan plastik poli propilen dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus , yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik
Kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian di simpan.
- Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang di tanam.
Sterilisasi dilakukan pada suhu 90-100 derajat celcius selama 12 jam.
- Inokulasi (pemberian bibit)
Inokulasi adalah kegiatan memasukkan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi.
Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya.
- inkubasi (masa pertumbuhan)
Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan di ruang inkubasi dengan kondisi tertentu. Rumah jamur inkubasi dijaga tetap kering dan bersih, suhu 22-28 derajat tanpa cahaya.
Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40-60 hari.
Panen
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur.
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.
Jamur dapat di olah menjadi berbagai macam makanan lezat.